Surat Galau; Teruntuk Kamu Yang Mungkin Telah Melupakanku | Nyuhani Prasasti



Februari tahun kemarin menjadi bulan yang sangat suram untukku. Bahkan, lebih suram dari wajahnya Ki Joko Bodo. Bagaimana tidak, kekasih yang dulu aku bangga-banggakan ternyata tidak lebih dari seorang pembual yang kata-katanya sangat manis -bikin diabetes-. Saking manisnya sampai inderaku mati rasa.
Aku kira kamu dulu adalah orang yang baik untukku. Kamu masuk dalam hidupku di saat yang tepat. Saat di mana aku benar-benar butuh sesosok pria yang akan mampu membunuh kekosongan, kesendirian, dan lebih dari itu, untuk menekan segala motivasi dalam diri sampai pada puncaknya. Nyatanya, senyummu selalu berhasil menggariskan sketsa-sketsa ingatan terbaik, menarik, dan tentu penuh warna.
Yah, semua itu sangat melenakan hingga pada akhirnya kamu menyaitiku, mempermainkanku, membodohiku, dan yang paling aku sesalkan adalah kenyataan bahwa aku hanya sebagai pelarianmu saja --Anjay pelarian..capek bang lari-lari terus. Ternyata aku hanya persinggahan sementara bagimu yang sedang menunggu wanita lain. Mungkin kamu ingin hidup sehat hingga punya hobi berlari seperti itu, tapi jangan pernah mengajakku berlari atau menjadikanku pelarian, Hayati gak kuat bang. Hayati ngos-ngosan.
Aarrrgghh, abaikan saja sisi ke-mellow-anku tadi. Perempuan normal sepertiku yang cantik, shalihah dan feminim ini memang selalu punya sisi cengeng yang tidak bisa serta-merta aku hapus begitu saja. Aku tau kalian mual. Oke lanjut...
Hah, perempuan normal?? Apakah aku bisa dikatakan normal dengan hidup yang seperti ini? Okeh bang, sebelumnya kamu harus tau bahwa kelakuanmu itu meninggalkan trauma hingga merubah sudut pandangku dalam mengartikan kata ‘Normal’. Sekarang, bagiku normal adalah kehidupan bahagia yang selalu dijalani orang-orang dengan pasangan seperti pada umumnya. Dengan hampir semua kenalanku yang punya pasangan -dan aku tidak- apakah aku bisa dikatakan normal? Dengan situasi yang sama sekali berbeda dengan orang-orang di sekitarku, apakah aku bisa dikatakan normal? Kamu benar-benar dog ya bang, bikin aku kurus kencing ,eh, kering macam ini.
Kamu boleh mencemoohku wanita tolol karena aku sudah mebiarkanmu melukaiku. Tapi kamu harus sadar diri, sebenarnya kamu itu tololer (Baca: lebih tolol) than me. Kamu sudah meninggalkan wanita super setia macam aku ini. Sekarang, aku hanya bisa berdo’a untukmu agar cepat tobat, juga sekalian ku kutuk kamu gak akan punya pacar lagi, lalu sadar bahwa akulah yang terbaik untukmu. Haha, rasain!!
Mungkin benar petuah guruku dulu, bahwa do’a orang yang dianiaya lebih dekat untuk dikabulkan. Kemarin, kamu datang sambil meraung-raung seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Kamu bilang bahwa kamu menyesal dan ingin kita balikan. Aku hanya bisa melongo. Setelah semua trauma itu, kamu mau kita balikan? Nggaaaakkkk. Emmoooh. egGaaah, Enjeeeeekkk, enNoooo. Aku gak sudi!! Sekarang kamu tau, kan akibatnya?
******
Kemarin waktu aku pulang kuliah, salah satu Pak De ku tiba-tiba nanya:
Ndok, pacarmu itu kok ‘ndak pernah datang lagi?”
Dengan santai aku jawab,”Dia udah nikah sama siluman buaya Pak De, makanya sekarang dah jadi buaya darat.”
Loh kok bisa? Apa dia main ke kebun binatang?”
Aku hening sejenak, mencerna pertanyaan beliau. Mana ada siluman di kebun binatang?
Bukan Pak De, dia mainin orang.” Jawabku. Lalu aku segera masuk kamar, takut dihujani lagi dengan pertanyaan mengerikan selanjutnya. Seperti: kapan mau nikah? Omegat!!! Hellow??? Baru pacaran aja udah ditikung, gimana mau nikah. Nelongsoo!!!
Tapi dari semua ini aku bisa belajar. Belajar bahwa tidak semua apa yang kita inginkan bisa menjadi kenyataan karena, Tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Mungkin kamu memang tidak bisa menjadi masa depanku tapi kamu akan menjadi pelajaran yang sangat berharga untukku.


Nyuhani Prasasti
Seorang Gadis Yang Berhasil Lolos dari Jeratan Lubang Buaya

0 Comments
Komentar

0 komentar:

Post a Comment