Seorang karib selalu bilang bahwa pernikahan adalah bagaimana kita siap mencintai orang yang sama setiap harinya.
Namun, aku kira pernikahan, terutama menikahimu bukanlah hanya perkara cinta. Ada yang lebih luhur daripada itu. Adalah berjanji sekuat tenaga untuk saling membahagiakan, semampu-mampunya sampai batas akhir. Karena itulah mengapa aku saban hari bekerja keras, kejar deadline sampai malam hingga kantung mata menebal dan tulang punggung hampir patah. Ini bukan gombalan, sayang. Ini adalah sebuah upaya keras kepala untuk selalu membuatmu mejadi seseorang yang paling istimewa.
Menyadari diri bahwa tak ada satupun yang bisa dibanggakan dalam diri ini. Kecuali aku akan sekeras tenaga memenuhi janjimu, janji kepada orang tuamu, bahwa kamu, anak yang mereka sayangi tak akan merasakan kelaparan dan pesimis untuk hari esok. Mungkin karena itu rinduku padamu akan didera pekerjaan-pekerjaan. Namun inilah yang bisa aku lakukan.
Bersamamu, aku selalu yakin bisa menghadapi hari-hari yang paling brengsek sekalipun. Sementara hari itu datang, kita akan berdiri tegak melawan dan melewati bersama. Kita akan memutuskan untuk tidak mengandalkan orang lain kecuali satu sama lain. Takkan pernah mengeluh kepada apapun kecuali kepada yang menciptakan kita berdua. Tahukah kamu, kamu adalah ombak laut yang tak pernah reda menggoyangkan kapal nelayan, sedangkan aku adalah angin dingin yang tak gentar meneror pendaki gunung.
Meyakinkamu untuk bersedia menghabiskan sisa-sisa hidup bersamaku tak melulu perkara kasih sayang. Tetapi sebuah kenyamanan. Menjamin kamu bisa tertidur lelap saban malamnya. Memastikan selalu ada makanan untuk disantap, sehingga kamu takkan khawatir esok makan apa. Dan kamu selalu punya aku, seseorang yang bisa kamu andalkan. Hal-hal seperti itulah yang bisa aku lakukan untuk menggenapkan rasa sayangku.
Kamu juga tak perlu khawatir dengan apa yang dikhawatirkan Simone De Beauvoir bahwa pernikahan adalah tirani. Kamu tak perlu selalu berada di rumah sementara aku bekerja. Kamu boleh bekerja, jika kamu ingin. Kamu bisa memulai kembali les pianomu, mendaki gunung kembali, belajar masak masakan Manado atau bahkan les bahasa Prancis. Lakukanlah apa-apa yang membuatmu bahagia, hal-hal yang menyenangkan hatimu yang bisa menjadikanmu manusia seutuhnya. Kehidupan ini terlalu singkat, sayang. Tak ada waktu untuk bermuram diri.
Ketika kamu selesai pada satu kegiatan dan kamu lelah. Kamu tak melulu harus mempersiapkan sarapan pagi untukku. Aku yang akan membuatkan nasi goreng telur ceplok dan kecupan kening untuk membangunkanmu. Saat kamu lelah mencuci pakaian, aku akan segera menerjang bermain air dan segera membantu, agar tak terasa memberatkan. Lalu kamu sibuk dengan bumbu-bumbu, sesekali akan aku berikan pelukan dari belakang dan menguasai penggorengan untuk membantumu. Namun aku percaya, kamu akan menolak segala hal itu. Karena aku tahu betul, kamu adalah segala hal yang kamu taklukkan sendiri.
Karena, pernikahan bukanlah perihal siapa yang harus mengalah. Siapa yang harus merelakan cita-citanya hanya demi hidup bersama sewajarnya seperti orang-orang di luar sana. Pernikahan, aku kira, adalah bagaimana kita tetap bisa bermain, bersenang-senang seraya tetap bertanggung jawab satu sama lain. Kita akan merayakan kehidupan ini dengan segala apa yang kamu senangi dan apa-apa yang aku gilai. Karena kita akan menjadi pasangan yang selalu merayakan kebersamaan dengan cara paling menakjubkan.
Harapan membahagiakanmu adalah satu cara ampuh untuk tetap menjalani hidup yang kepalang brengsek ini. Mampu membuatku bertahan dari segala hiruk pikuk kota yang mulai menjemukan. Kamu selalu membuatku tak menjadi manusia lembek yang selalu rindu peluk ibu. Dan membuatku untuk urung mengeluh atas deraan pekerjaan. Aku tak sedang berusaha menjadi hebat. Aku hanya sedang berusaha melunasi janji untuk membahagiakanmu.
Barangkali aku terlalu sering menghayal, membual dan bicara seperti yang biasa aku lakukan. Namun apakah salah mempercayai satu hal di tengah kehidupan yang berantakan ini, bahwa kamu memang layak untuk diperjuangkan. Kamu layak untuk dicintai. Dan kamu layak untuk dibahagiakan, meski oleh orang lain.
Shidqi Ni'am
Lelaki Yang Ingin Bahagia Bersamamu