Malam itu seperti malam-malam biasanya. Dub dan Nyuk janjian ketemu di warung kopi untuk menghabiskan waktu yang tak tau mau dibuat apa. Mau stalking mantan, kan tidak punya. Ingin bermesraan dengan kenangan indah, kan semua suram. Ya sudahlah.
Kali ini Si Nyuk rada tidak beruntung. Dia datang lebih awal dari Dub dan melihat seorang ngGadis SMA yang sedang duduk sendiri meminum jus melon.
Nyuk berfikir keras, seperti akan menghadapi ujian nasional, bagaimana caranya dia bisa mengajak kenalan dedek kecil itu. Akhirnya dia memutuskan untuk mempraktekkan ilmu ngramal yang telah di dapatkannya dari guru tauladannya Shomad Tanakung sewaktu jual bubur di Banten. Dengan penuh keyakinan, Nyuk pun menghampiri dedek itu dan duduk tepat di depannya. Gayanya mirip sekali dengan Nicholas Saputra menghampiri Dian Sastro yang sedang duduk sendiri termangu, Meskipun wajahnya yang... sudahlah.
"Aku ingin meramalmu dik" Nyuk mengagetkan si dedek yang sedang tertunduk meratapi Henponnya yang sepi.
"Ben ngopo mas?" (Perkiraan Bahasa Indonesianya: "Biar apa mas?") Si dedek kecil itu menjawab dengan judes dan membuat Nyuk semakin bingung penasaran.
"Ben bisa melamarmu" (Perkiraan Bahasa Indonesianya: "Biar bisa melamarmu") Nyuk mencoba meredakan suasana dan tetap tidak tampan
"Taek Mas! Iso mbiyayai aku madang ra?" (Perkiraan Bahasa Indonesianya: "Tinja Mas! Bisa membiyayai aku makan gak?)
"................." (Baca: Hening)
Nyuk pun meninggalkan meja si dedek jahat itu dengan perasaan tak karuan. Kembali menunggu Dub di mejanya sendiri sambil menyusun kata-kata di dalam otak untuk curhat ke Dub.