Kopdar #1; Jamet dan Hajatan Kopdarnya yang Penuh Berkah | M Adlan AA



    Illustrasi oleh @ali_luya dan Nul Mlongo
Hari itu sudah petang, Nyuk yang selalu inspiratif mendadak mendapat inspirasi untuk memfasilitasi kengangguran dirinya dan teman-temannya. Oh ya, banyak pengangguran yang tak mau menyibukkan diri dengan bekerja dan lebih memilih bersembunyi di balik pekerjaan menjadi Mahasiswa!! Mereka semua itu pemalas!! Juga Nyuk. Hehehe

Nyuk membuka laptop yang dibelikan oleh bapaknya dari hasil menanam padi. Laptop itu sesungguhnya diniatkan untuk memudahkan Nyuk dalam mengerjakan dan menyelesaikan kuliahnya. Tetapi kenyataannya justru lebih banyak digunakan untuk Facebook-an stalking gadis-gadis yang tak kunjung jadi pacarnya. Ah, tak apalah ya, yang penting niat awal beli laptop sudah bagus. Semua tergantung pada niatnya –niatan yang menggantung-. Bukan begitu? Bukan.

Nyuk membuka dari laptopnya. Setelah itu dia bergegas membuat sebuah status panjang dari wallnya. Isinya berupa semacam pengumuman makan bersama. Begini kira-kira:

“Undangan kepada semua teman-teman Jomblo Syar’i yang belum tentu menjomblo. Diberitahukan bahwa besok jam 15.00 WIB saudara Rahmat yang biasa dipangil Jamet menghendaki saudara-saudara sekalian untuk datang ke kosnya dalam rangka melaksanakan ritual Kopdar yang pertama. Kabarnya, beliau akan menyediakan kopi dan aneka makanan untuk menjamu kedatangan kita. Begitu kabar ini saya sampaikan mewakili Kak Jamet yang jarang membuka akun Facebooknya. Diharapkan kawan-kawan datang dengan tanpa membawa masalah. Bawa uang yang banyak boleh.”

Kalo kalian tidak tahu, Kopdar itu singkatan dari Kopi Darat, yang kami maknai sebagai minum kopi bareng-bareng di darat, bukan di dalam air. Di darat itu maknanya luas, bisa di pinggir jalan, di bibir pantai –maksudnya di pasir pantai-, di depan mall, atau di KOS JAMET, yang penting di daratan. Hehehe. Yang paling inti dari Kopdar itu ngopinya tidak boleh di dalam air, misalnya di laut, di dalam kolam renang, atau di dalam aquarium. Alasannya sederhana; biar gak basah.

Kopdar sendiri sebetulnya berfungsi untuk memfasilitasi kengangguran para punggawa Jomblo Syar’i di sela-sela pekerjaan mereka. Ya, mereka pekerja dan bukan pemalas, kau mau apa??!!

Oh ya, tentu Jamet tidak tahu kalo dia akan memiliki hajatan besar, yaitu acara Kopdar di kosnya. Semoga dia membuka akun Facebooknya sehingga menjadi tahu. Amin

***

Besoknya, Nyuk datang lebih awal ke kos Jamet. Bukan karena Nyuk orang yang rajin dan tepat waktu. Oh tentu bukan. Ini lebih disebabkan karena Nyuk ingin memastikan persiapan hajatan telah selesai. Minimal Jametnya tahu.

Waktu itu adalah hari yang sudah berbeda dengan hari sebelumnya. Nyuk sampai di Kos Jamet pada Jam 13.48 Wib. Jamet sedang menggulung tembakau dan di depannya ada segelas kopi hitam. Jamet memang begitu, di Zaman rokok sudah dibungkus rapi-rapi dengan berbagai gambar organ dalam, dia masih setia dengan mengelinting sendiri tembakaunya. Dia begitu tradisional. Tapi itu sedikit bohong, sebenarnya karena dia jarang punya uang untuk beli rokok bungkusan. Maaf Jamet, Nyuk harus jujur.

Jamet nampak sangat santai dengan kedatangan Nyuk, karena memang Nyuk sering berkunjung ke tempatnya untuk ikut menjaga budaya leluhur ngelinting rokok. Oh bukan, karena selain Nyuk gak mampu beli rokok bungkusan, Nyuk juga tidak mampu membeli tembakau. Maaf Nyuk, Penulis harus jujur.

“Dari mana e Nyuk?” Itu adalah sebuah kalimat pembuka yang bermakna hanya basa-basi.
“Dari kos, gimana Met? Jadi bikin acara Kopdar kan?” Itu adalah pertanyaan yang sebenarnya Nyuk ingin tahu apakah Jamet sudah mengetahui bahwa dia punya Hajat.
“Heh? Kopdar apa?” Si Jamet masih santai dengan lintingan Rokoknya.
“Kopdar Met, Kopi Darat, kumpul-kumpul dengan Jomblo Syar’i.”
“Iya tau Nyuk.. tapi kapan dan dimana?”
“Kan jam 15.00 Wib nanti di sini? Gimana si kamu masak lupa?”
Si Nyuk membuka m.Facebook –biar gratis- dari Hand Phonenya, lalu membuka statusnya dan memperlihatkannya kepada Jamet.
“Ini buktinya kamu akan menyelenggarakan hajatan Kopdar Met.”
Jamet membaca status Nyuk yang berupa undangan Hajatan Kopdar.
“Bajingan!! Ini serius Nyuk?”
“Lha kok kamu tanya aku, mestinya aku tanya kamu.”
“Ah, taik kamu.”

Sambil berbicara begitu Jamet lalu bergegas berdiri membersihkan dan merapikan kamanya yang kotor juga berantakan. Mukanya tidak nampak kesal atau semacamnya, dia malah tertawa sambil terus mengumpat dan membersihkan kosnya. Sedang Nyuk hanya menanggapinya dengan tersenyum.
Beberapa jam kemudian, para rombongan Jomblo Syar'i datang. Mereka itu adalah Tanakung, seorang penasihat spiritual kawula Jomblo Syar'i, dia datang dengan membawa kayu manis dan gula jawa. Kemudian ada lagi si Nul Mlongo, dia adalah tukang gambar di Jomblo Syar'i, dia datang dengan membawa Tepung dan tempe. Juga ada si Ali Luya, dia adalah Designer kawakan di Jomblo Syar'i juga, dia datang dengan membawa harapannya yang pupus pada setiap perempuan. Oh ya tentu saja, datang juga seorang paria sensasional, si Dub yang memiliki gagasan tentang Kopdar, dia datang dengan membawa perut yang -buncit- lapar. Kemudian datang juga yang lain-lain, dan lain-lain dengan membawa segala perlengkapan sembako untuk memasak. Kenapa mereka membawa segala perlengkapan itu? Karena mereka baik dan disuruh oleh si Nyuk.  Syukur mereka mau disuruh.

Ah Jamet, kamu memang tidak pemarah, maka janganlah marah karena Nyuk juga tidak benar-benar ingin merepotkanmu kecuali masalah tempat dan perlengkapan masak yang memang sudah kamu punya. Nyuk sendiri telah membawa Gula dan Kopi wahai Jamet. Maka mereka pun memulai acara memasak dan menyeduh kopi. Tak lama semua sudah siap, mulai dari gorengan tempe atau yang selanjutnya disebut mendoan, juga kopi dengan resep khas gula jawa dan kayu manis bikinan si Nyuk. Ah, akhirnya semua tertawa, semua saling olok tapi tak ada yang terluka. Semua bahagia, semua bahagia!! Alhamdulilah ya..

M Adlan AA

0 Comments
Komentar

0 komentar:

Post a Comment