SEMANGAT PEMBERONTAKAN 'BAPAK DUB' DARI REZIM “KEJOMBLOANNYA” | Afif Zamroni HR


Di hari bapak sedunia beberapa saat yang lalu, bapak Dub sedang sedih-sedihnya karena di usianya yang harusnya sudah memliki 2 anak, beliau hanya bisa memelihara kumisnya agar tetap tebal mempesona dengan harapan akan segera menemukan calon Nyonya Dub. Si Bapak sudah kepalang bosan dengan kejombloannya yang makin menjadi-jadi. Ke sana ke mari hanya mendapatkan momen yang makin merusak kewarasannya; romantisme pasangan lain.

Dalam sehari, beliau sangat rajin berdzikir menyebut kata-kata kotor setelah melihat pasangan lain yang sedang bercanda dengan cemilan cubitan-cubitan mesrah si wanita kepada pria-nya, atau sedang bermanja ria di pangkuan si pria dengan panggilan kakanda. “Nggilani, cuih!!”. Ke-irian tak lagi terelakkan saat beliau sedang asyik stalking IG si Ree mantan yang masih dicintainya. Tak sengaja beliau melihat percakapan asyik Ree dengan pria ganteng di  kolom komentar salah satu foto postingannya dengan obrolan khas pembuka jalan menuju pacaran.

“Wes!! Mati ae aku!!”, sambil mengambil pisau yang sedang di arahkan ke urat nadinya dengan harapan segera selesai dari penderitaan nasib asmaranya yang terlalu kejam. Namun Bapak Dub mengurungkan  niatnya  karena takut dosa.

Bapak Dub berpikir keras untuk solusi lain yang bisa mengantarnya pada sebuah titik kebahagiaan nasib asmaranya. Alisnya bergoyang-goyang ke atas ke bawah sambil mengkerutkan garis dahinya yang kelewat lebar. Tak mungkin dia terus hidup begini. Tak mungkin dia masih melankolis setelah tahu bahwa bulu ketiaknya sudah panjang menandakan semakin tuanya umur beliau dan menyadarkan bahwa Ree tak bisa lagi dipaksakan menjadi sesosok Nyonya Dub.

“Aku harus mencari wanita untuk ku jadikan pelarian. Toh perasaan sayang akan datang seiring dengan waktu”, begitu pikirnya.

Akhirnya Bapak Dub menjelma menjadi binatang buas yang sedang birahi-birahinya berburu betina untuk dikawini. Segala bentuk persiapan berburu sudah disiapkannya, mulai dari paket data internet, buku panduan  gombal, sampai minyak wangi dari dukun sebelah rumah  pun siap untuk menjadi penyokong mulusnya jalan si Bapak Dub ini.

Beliau mulai membabi buta menyerang semua wanita yang dikenalnya di sosmed maupun secara langsung dengan kata-kata puitis yang memabukkan. Beliau menjadi sangat murahan hati dengan menyebar senyum yang menyilaukan. Giginya yang kuning mampu memancarkan kilatan cahaya pendobrak hati wanita gila.

Setelah seleksi sepihak yang terbilang cukup total itu, Bapak Dub mulai menetapkan pilihan pada satu wanita yang paling cocok menjadi korbannya. Karena sejatinya, beliau hanya mau berpasangan dengan satu wanita saja. Penyerangan acak yang dilakukannya tempo hari hanya seleksi awal saja.

Kataknlah namanya Dek Ning. Dek  Ning ini cukup terbilang cantik menawan yang kata banyak orang punya ‘senyum manis-manis jangan’. Entah apa cita-cita awal dari pencipta julukan aneh tersebut, namun yang pasti Mbak Ning ini memang rupawan.

Singkat cerita mereka sudah mulai bertukar pesan singkat. Bapak Dub mulai berani menguras isi dompetnya untuk investasi asmara. Ia mulai merayu dek Ning dengan kalimat-kalimat puitis menjijikkan.

“Kenapa mas Dub jadi makin perhatian mas?”

“Karena aku mencintaimu Dek Ning”

“Loh kok bisa mas? Kan kita baru kenal sebulan yang lalu? Lagian aku juga gak percaya sama kamu mas. Kamu kan sudah sering gombalin wanita lain mas.”

Bapak Dub tersentak. Beliau kaget dengan pernyataan dek Ning yang mengetahui apa yang sudah dilakukannya beberapa hari ini. Namun Beliau tak mau kalah atau pun menyerah. Beliau sudah mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang ada, termasuk situasi seperti ini. Beliau langsung mengutip kata dari Vino dalam film Malaikat Tanpa Sayap yang baru ditontonya beberapa hari yang lalu.

“Embun nggak perlu warna untuk membuat daun jatuh cinta. Sama kayak aku, aku nggak punya alasan nggak jatuh cinta sama kamu.”

“Alah aku tetep gak percaya mas. Mas kan emang jago ngegombal, jadi aku yakin itu bukan datang langsung dari hatimu mas. Aku gak mau salah pilih mas. Aku mau laki-laki yang bisa bener-bener mencintaiku. Dan....”

Bapak Dub langsung memeotong kalimat Dek Ning seraya berkata dengan lantang: 

Kalau kamu masih merasa aku ini orang yang akan menyesatkan masa depanmu, aku berjanji akan menyesatkanmu pada jalan kebahagiaan Dek. Terus tadi kamu mau ngomong dan apa?”

“...dan kamu jelek mas. Maaf aku gak mau sama kamu.”

Lalu dek Ning berlari meninggalkan bapak Dub yang masih melongo tak percaya akan nasibnya. Beliau masih terdiam terpaku seakan tak percaya bahwa setelah semua pengorbanannya yang total, beliau masih saja ditolak.

Seketika hujan turun membasahi kumisnya hingga makin tumbuh subur. Deras menggila mendatangkan banjir bandang. Ia menerjang keras tubuh lelaki tambun semampai yang hanya terbalutkan kulit itu. Arus deras membawa si Bapak Dub sang Ikon Jomblo Internasional ini berwisata ke seluruh saluran air di kota Bangkalan.


Kemudian beberapa hari setelahnya, mayat Bapak Dub ditemukan di dalam trotoar dekat Stadion Gelora Bangkalan dengan tali kutang yang tersangkut di kumisnya. Pada hari itu Bapak Dub dinyatakan gugur dengan  membawa semangat menolak kejombloannya.

Afif Zamroni HR

0 Comments
Komentar

0 komentar:

Post a Comment