YANG JATUH CINTA YANG SALAH!! | Arik



Kesunyian selalu menemukan bayanganmu disana. Mengoyak diri yang telah lelah. Setidaknya bayanganmu masih mau datang disaat-saat sepiku, meski ragamu tidak. Hujan pertama di bulan November menjadi kabar gembira bagi seorang pecinta sepertiku. Mendengar rintiknya dan  mencium bau tanah basah seakan menemaniku mengeluarkan semua ceritaku tentangmu dengan segala kesedihanku.

Kekasih, aku baru saja patah hati. Patah hati kepadamu. Aku marah dengan semua cintaku untukmu, dengan kebodohanku, dengan prasangkaku, dan dengan diriku. Hati ini berdarah-darah. Masih kuingat betul apa yang tertulis di percakapan kita pada Oktober lalu. Semua penyesalanmu, rindumu, dan kata-kata manis itu walau sekarang tak lebih dari kebohongan.

Tak ada yang lebih menyedihkan daripada kenyataan bahwa akulah satu-satunya yang selalu menatap padamu tanpa pernah berpaling, dan kau hanya tegak membelakangiku tanpa pernah menoleh padaku. Betapa tololnya aku yang tidak menyadari bahwa kau tengah melihat pada wanita lain didepanmu. Tak bisa dibandingkan memang dua tahun perjuangan perasaanmu dengan satu tahun perasaanku. Aku meminta maaf. Aku tak mengetahui hal itu.

Aku adalah satu-satunya pihak yang salah, kamu tidak salah, kenapa? Karena aku yang mencintamu. Tuhan sedang menghukumku karena aku berharap lebih padamu, karena menginginkan dirimu. Namun, aku juga yakin Tuhan sedang membagi apa yang kurasakan denganmu, bagaimana rasa lelah saat menanti seseorang, dan merasakan sesaknya mencintai tanpa ada balasannya.

Aku tidak sedang mencoba menaruh dendam padamu. Aku tak punya hak apapun atas rasamu, baik dulu ataupun sekarang. Terimakasih telah menunjukkan perasaanmu yang sebenarnya padanya, sehingga aku tahu kapan harus menyerah pada cintaku.

Aku tak ingin berusaha melupakanmu, aku hanya memohon agar tak mengingatmu. Meski terlalu banyak hal yang membawaku padamu. Mulai dari ingatanku, fotomu yang masih kusimpan, sampai coretan namamu pada catatan-catatanku. Mulai saat ini, wanita ini akan berusaha menyadarkan dirinya, bahwa kau masihlah langit yang tak pantas diharapkannya. Meskipun begitu, aku tetaplah menajdi orang yang mencitaimu dengan bodohnya. Karena pada kenyataannya kau tak pernah kehilanganku, namun aku yang selalu kehilanganmu.

Wanita ini akan berharap agar kau mendapatkan kebahagiaanmu untuk terakhir kalinya. Selamat, karena kau telah menemukan mesin penenun hujanmu. Aku hanya ingin kau merasakan butir-butir air yang menyejukkan dari hujan itu, lalu biarkan aku yang merasakan badainya untukmu. Aku akan berhenti menyebutmu dalam doa-doaku. Aku akan benar-benar berhenti.

Hujan datang sebagai pengingatku membawa payungku, bukan membawa bayanganmu. Waktunya merayakan kehilanganmu, cintaku, yang bahkan tak pernah menoleh padaku.

Arik
Sedang sedih-sedihnya

0 Comments
Komentar

0 komentar:

Post a Comment