PAHLAWAN KEBAHAGIAANKU| Afif Zamroni HR



Hari ini adalah hari dimana banyak orang mendadak perhatian dengan keadaanku. Mereka tiba-tiba menjelma menjadi rintisan Mario Teguh dengan segala kata-kata bijaknya. Tak jarang juga yang berjanji akan mendo’akan kebahagiaan nasibku yang katanya terlalu mengerikan untuk dijalani. Sesekali  mereka ikut mengumpat untuk ‘kamu’ yang mana dalam paradigma mereka adalah tokoh yang bertanggung jawab atas semua kepiluan yang melanda hati ini. Lalu aku mencoba memikirkan semua, dan sampai sekarang masih kebingungan untuk mencernanya. Benarkah kamu sejahat itu?

Sebenarnya mungkin malah aku yang jahat karena sudah menceritakan masalahku pada mereka dengan bahasa yang seolah-olah menggambarkan bahwa semua salahmu; kamu sangat jahat, kejam, bengis, psikopat, kanibal, vampir, GGS, mboh. Tapi aku tahu, sebenarnya kamu tak sejahat itu. Kamu sangat baik hingga berpikir bahwa aku akan menderita bila menuruti kelabilanmu secara istiqamah. Ternyata kamu sangat bijak masih mau memikirkan hati orang yang sudah merebut kebahagiaan darimu.

Sekali lagi, kamu tak salah sama sekali. Aku yang salah karena memaksakan kedewasaan kepada pemudi yang jauh lebih belia dariku. Aku yang salah sudah mengikrarkan kata ”sayang” dengan makna yang membawa-bawa nama Tuhan dan aku tau itu akan membebani pikiranmu. Perasaanku yang salah karena ia tak pernah main-main, sedangkan perasaanmu padaku hanya sebatas mencari ‘kebahagiaan’.

Kamu tidak salah ketika kamu tak bisa berjanji tak akan meninggalkanku, ketika kamu sudah tak lagi bahagia bersamaku. Aku yang terlalu kekanak-kanakan dengan membicarakan hal yang sangat tabu kepada orang yang belum siap berpikir sejauh itu; menikah. Aku yang salah karena sudah berani berjanji membuatmu bahagia padahal aku hanyalah sampah. Bagaimana bisa aku membahagiakanmu jika masa depanmu terlalu sempurna untuk ku hancurkan?

Aku sedikit menyesal mengharapkanmu menjadi belahan jiwa yang akan susah-senang berjuang bersama di masa depan. Dengan segala kesempurnaan yang kamu miliki, kamu tidak seharusnya berada disisi orang yang meyakini bahwa dirinya akan bersusah payah dahulu untuk mencapai impiannya; aku.

Berbahagia tak pernah salah. Berbahagia adalah tujuan setiap manusia yang masih atau tidak bernanafas lagi. Setiap orang punya cara untuk itu, termasuk kamu. Meninggalkanku adalah pilihan tepat untuk kebahagiaanmu.

Bagiku, kamu sendiri adalah perwujudan dari kebahagiaan –meski tidak sebaliknya denganku-. Apapun yang sudah atau akan kamu lakukan, kamu tetap pantas mendapatkan kebahagiaan karena kamu sudah membuatku bahagia sepanjang waktu. Bahkan sakit yang kamu beri pun masih sedikit bisa ku nikmati. Dengan segala kerisauanku, aku makin rajin menulis dan itu bukan hal yang perlu disesali.

Untuk semua orang yang mendapatkanku bersedih, meratap, bercinta dengan hape sepanjang waktu,  mengurung diri di kamar, bahkan sampai menangis juga, jangan sesekali beranggapan bahwa aku tidak menikmati hidup!! Aku sangat menikmati hidupku. Satu poin yang masih pantas untuk diperhitungkan, setidaknya sampai hari ini aku masih suka wanita dan tidak homo. Aku hanya butuh waktu. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri tanpa melupakannya. Aku bukan lelaki yang mampu menyimpan sedihnya sendiri, dengan kata lain aku tak pandai menyembunyikan perasaan. Jadi mohon dimaklumi jika terkadang aku menyibukkan kalian dengan memaksa kalian mendengarkan curhatan-curhatan yang terkesan alay, cengeng, menjijikkan, hina, dan lain sebagainya. Aku ucapkan banyak terimakasih pada kalian karena masih sabar dan mau mendengarkan ocehanku tanpa muntah-muntah. Kemudian untuk kamu yang pernah menjadi perwujudan semangatku, do’aku untukmu berlebih.

Bangkalan, 2 November 2015
Afif Zamroni HR

0 Comments
Komentar

0 komentar:

Post a Comment