SOEMPAHKOE; MERAYAKEN KEBAHAGIAANMOE | AFIF ZAMRONI HR



Sudah hampir dua tahun lamanya aku bahagia dengan adanya seseorang yang bisa membuatku merasa begitu dihargai dan begitu dibutuhkan hingga aku merasa aku sudah sepenuhnya menjadi seorang lelaki. 

Kehadiranmu dalam hidup seperti air mineral yang mampu menyegarkan dahaga. Bagaimana tidak, kamu tak pernah bosan menemaniku ketika aku benar-benar kosong. Kamu tetap sabar menghadapi sikap cuekku yang tak tertolong ini. Kamu masih setia sendiri menunggu kepastian yang mungkin hampir tak bisa ku berikan. Sekian lama kamu mencintai lelaki maha kekurangan ini dengan keras kepala tanpa meminta imbalan apapun. Begitu bersyukurnya aku pernah dicintai orang sepertimu dek.

Sebelum mengenalmu aku tak pernah percaya akan kebenaran cinta. Bagiku, cinta hanya omong kosong yang disembah-sembah oleh orang-orang melankolis bodoh. Awalnya aku selalu menolak mencintaimu karena aku merasa seperti sandal baqiak ketika kamu mencari sepatu, benar-benar tidak pantas untukmu. Meski akhirnya kegigihanmu yang selalu memprioritaskan apa yang ku mau mampu meluluhkan hati. Aku mulai dibutakan cinta, hingga dengan percaya diri, aku berharap kamulah yang akan mewarnai pandanganku yang gelap. Sejak saat itu aku berani bersumpah, aku mencintaimu.

Beberapa bulan yang lalu hubungan kita makin dekat. Kita sedang rajin-rajinnya bertukar pesan singkat. Ada kalanya kita saling bertatap muka via video call. Kamu selalu berhasil membuatku terpukau dengan senyum yang dihiasi lesung pipi itu. Setiap hari kadar cintaku bertambah. Aku selalu suka menatapmu berjam-jam tanpa jeda. Aku selalu suka caramu bertutur kata dengan sopan. Aku selalu suka berbagi senang dan susah denganmu. Aku selalu suka setiap hal tentangmu dek. Bahkan saat bulan September masih setia memeluk kemarau, kamu datang sebagai mesin penenun hujan. Maka sekarang saatnya membalas kebaikanmu. Aku harus memprioritaskan kebahagiaanmu. Kira-kira seperti itulah janjiku padamu saat itu dek.

Mungkin bulan oktober tahun ini adalah bulan yang paling tidak bersahabat bagi hubungan kita. Caraku mencintaimu sudah berlebihan. Masmu ini lupa akan janjinya untuk selalu mementingkan kebahagiaanmu dek. Masmu jadi terlalu mementingkan diri sendiri hingga sakit hati setiap kali kamu mengidolakan lelaki lain. Masmu sakit ketika kamu mengagumi ketampanan lelaki yang tak bisa dibandingkan dengan ketampananku yang hampir tidak ketara sama sekali (Baca; buruk rupa) ini. Masmu ini sakit ketika mengetahui bahwa kamu memenuhi hati dan pikiranmu dengan pria yang lebih sempurna. Masmu sakit tempatnya dibagi. Maka dengan egois mas memintamu meninggalkan pria fantasimu itu. Dengan begitu, Mas sudah melupakan janji dengan memintamu meninggalkan sesuatu yang membuatmu bahagia. Haha jahatnya masmu ini dek.

Sejak itu, jarak bertempat tinggal diantara kita dek. Ketika ku lontarkan pernyataan bahwa aku akan  menunggumu, kamu jawab “Kalau mas mencari wanita untuk diseriusin, aku bukan jawabannya”. Kamu tau dek, waktu itu aku benar-benar putus asa. Aku sudah pesimis dengan kelanjutan hubungan kita. Kamu sengaja menjauh untuk dikejar. Kamu tumpahkan air matamu untuk lelaki imajinermu itu. Kamu putuskan hubungan kita. Aku bisa apa dek? Aku sudah mengemis meminta ibamu tapi tetap saja kamu acuhkan.

Aku menyerah, mungkin sudah saatnya aku mengingat janjiku. Kalau memang kamu bisa bahagia dengan mereka para lelaki imajiner yang selalu kamu impikan, maka aku ikhlas. Akan ku rayakan kebahagiaan yang kamu pilih dek. Karena aku percaya ketika kebahagiaan sudah dirasakan, barulah ia pantas untuk dirayakan. Aku rayakan kebahagiaanmu dengan keringat yang tersesat hingga keluar dari mata. Akan ku rayakan hari kebahagiaanmu ini seperti para santri yang merayakan hari santri nasional beberapa hari yang lalu.

Dan hal terakhir yang perlu kamu tau, aku masih siap membantu kapan pun kamu butuh. Aku masih siap menjadi pelarian ketika kamu sudah tak nyaman bersama orang lain. Aku masih siap membuang harga diriku untuk kamu. Tapi ketahuilah bahwa aku tidak pernah siap diduakan, ditigakan, diempatkan, dilimakan, dan seterusnya karena aku manusia lemah yang tak sanggup berbagi tempat di hatimu dek.

Sampai tulisan ini dibuat aku masih mencintaimu dan akan tetap mencintaimu lewat do’a-do’aku dek. Maafkan kelancangan sudah memintamu menjadi pasanganku tanpa bisa membuatmu bahagia. Maafkan kekuranganku tidak bisa menerimamu apa adanya. Semoga kamu selalu bahagia.


Sumenep, 24 Oktober 2015
Afif Zamroni HR
(Lelaki ter-ihlas untuk dicampakan abad ini) 


0 Comments
Komentar

0 komentar:

Post a Comment