Sudah hampir dua tahun lamanya aku bahagia
dengan adanya seseorang yang bisa membuatku merasa begitu dihargai dan begitu
dibutuhkan hingga aku merasa aku sudah sepenuhnya menjadi seorang lelaki.
Kehadiranmu dalam hidup seperti air mineral
yang mampu menyegarkan dahaga. Bagaimana tidak, kamu tak pernah bosan
menemaniku ketika aku benar-benar kosong. Kamu tetap sabar menghadapi sikap
cuekku yang tak
tertolong ini. Kamu masih
setia sendiri menunggu kepastian yang mungkin hampir tak bisa ku berikan.
Sekian lama kamu mencintai lelaki maha
kekurangan ini dengan keras kepala tanpa meminta imbalan apapun. Begitu
bersyukurnya aku pernah dicintai orang sepertimu dek.
Sebelum mengenalmu aku tak pernah percaya
akan kebenaran cinta. Bagiku, cinta hanya omong kosong
yang disembah-sembah oleh orang-orang melankolis bodoh. Awalnya aku selalu
menolak mencintaimu karena aku merasa seperti sandal baqiak ketika kamu mencari sepatu, benar-benar
tidak pantas untukmu. Meski akhirnya kegigihanmu
yang selalu memprioritaskan apa yang ku mau mampu meluluhkan
hati. Aku mulai dibutakan cinta, hingga dengan percaya
diri, aku berharap kamulah yang akan mewarnai
pandanganku yang gelap. Sejak saat itu aku berani bersumpah, aku mencintaimu.
Beberapa bulan yang lalu hubungan kita
makin dekat. Kita sedang rajin-rajinnya bertukar pesan singkat. Ada kalanya
kita saling bertatap muka via video call. Kamu selalu berhasil membuatku
terpukau dengan senyum yang dihiasi lesung pipi itu. Setiap hari kadar cintaku
bertambah. Aku selalu suka menatapmu berjam-jam tanpa jeda. Aku selalu suka caramu
bertutur kata dengan sopan. Aku selalu suka berbagi senang dan susah denganmu.
Aku selalu suka setiap hal tentangmu dek. Bahkan saat bulan September masih
setia memeluk kemarau, kamu datang sebagai mesin penenun hujan. Maka sekarang
saatnya membalas kebaikanmu. Aku harus memprioritaskan kebahagiaanmu. Kira-kira
seperti itulah janjiku padamu saat itu dek.
Mungkin bulan oktober tahun ini adalah
bulan yang paling tidak bersahabat bagi hubungan kita. Caraku mencintaimu sudah
berlebihan. Masmu ini lupa akan janjinya untuk selalu mementingkan
kebahagiaanmu dek. Masmu jadi terlalu mementingkan diri sendiri hingga sakit
hati setiap kali kamu mengidolakan lelaki lain. Masmu sakit ketika kamu
mengagumi ketampanan lelaki yang tak bisa dibandingkan dengan ketampananku yang hampir tidak ketara sama sekali (Baca; buruk
rupa) ini. Masmu ini sakit ketika mengetahui bahwa kamu memenuhi hati dan pikiranmu dengan
pria yang lebih sempurna. Masmu sakit tempatnya dibagi. Maka dengan egois mas
memintamu meninggalkan pria fantasimu itu. Dengan begitu, Mas sudah melupakan janji dengan memintamu
meninggalkan sesuatu yang membuatmu bahagia. Haha jahatnya masmu ini dek.
Sejak itu,
jarak bertempat tinggal diantara kita dek. Ketika ku lontarkan pernyataan bahwa
aku akan menunggumu, kamu jawab “Kalau
mas mencari wanita untuk diseriusin, aku bukan jawabannya”. Kamu tau dek, waktu
itu aku benar-benar putus asa. Aku sudah pesimis dengan kelanjutan hubungan
kita. Kamu sengaja menjauh untuk dikejar. Kamu tumpahkan air matamu untuk
lelaki imajinermu itu. Kamu putuskan hubungan kita. Aku bisa apa dek? Aku sudah mengemis meminta ibamu tapi tetap saja kamu
acuhkan.
Aku menyerah,
mungkin sudah saatnya aku mengingat janjiku. Kalau memang kamu bisa bahagia
dengan mereka para lelaki imajiner yang selalu kamu impikan,
maka aku ikhlas. Akan ku rayakan kebahagiaan yang kamu pilih dek. Karena aku
percaya ketika kebahagiaan sudah dirasakan, barulah ia pantas untuk
dirayakan. Aku rayakan kebahagiaanmu dengan keringat yang tersesat hingga
keluar dari mata. Akan ku rayakan hari kebahagiaanmu ini seperti para santri
yang merayakan hari santri nasional beberapa
hari yang lalu.
Dan hal terakhir yang perlu kamu tau, aku
masih siap membantu kapan pun kamu butuh. Aku masih siap menjadi pelarian
ketika kamu sudah tak nyaman bersama orang lain. Aku masih siap membuang harga
diriku untuk kamu. Tapi ketahuilah bahwa aku tidak pernah siap diduakan, ditigakan, diempatkan,
dilimakan, dan seterusnya karena aku manusia lemah yang tak sanggup berbagi
tempat di hatimu dek.
Sampai tulisan ini dibuat aku masih
mencintaimu dan akan tetap mencintaimu lewat do’a-do’aku dek. Maafkan
kelancangan sudah memintamu menjadi pasanganku tanpa bisa membuatmu bahagia.
Maafkan kekuranganku tidak bisa menerimamu apa adanya. Semoga kamu selalu
bahagia.
Sumenep, 24 Oktober 2015
Afif Zamroni HR
(Lelaki ter-ihlas
untuk dicampakan abad ini)